Selasa, 22 November 2016

ekonomi pada program kesehatan



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penggunaan ilmu ekonomi untuk kuantifikasi sumber daya yang dipergunakan agar dapat menyediakan pelayanan kesehatan, alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya tersebut adalah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan serta kuantifikasi dampak upaya preventif, kuratif
dan rehabilitatif terhadap produktivitas individu maupun produktivitas nasional. Sistem perekonomian adalah suatu kumpulan lembaga dan kerangka kerja untuk mengorganisir dan mengkoordinir kegiatan ekonomi dan membuat keputusan-keputusan ekonomi yang pokok. Dalam bidang pelayanan jasa kesehatan, hal ini perlu dipelajari untuk meningkatkan produktifitas dan penerimaan produk/jasa kesehatan kepada masyarakat sebagai konsumennya. Teknik analisis memang berakar dari analisis biaya manfaat, yang kemudian mengalami perkembangan hingga dewasa ini. Dari perkembangan sejarah tercatat bahwa pertama kali teknis analisis biaya-biaya ini digunakan oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat. Teknik ini dengan cepat kemudian memasuki berbagai sector, termasuk diantaranya sector ekonomi.Teknik analisa biaya manfaat (ABM atau CBA) dengan mudah menjadi terkenal karena hasilnya memungkinkan pengambilan keputusan mempunyai gambaran yang lengkap dari sisi pengorbanan dan hasilnya.
            Salah satu sumber daya yang cukup penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat adalah biaya. Efektivitas biaya tidak sekedar menjadi perhatian bidang keekonomian, karena meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan merupakan masalah moral. Alokasi sumber daya yang tidak efektif menghasilkan manfaat yang lebih sedikit daripada yang mungkin terjadi dengan alokasi yang berbeda. Ilmu ekonomi merupakan suatu studi mengenai kelengkapan dan pilihan .

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana evaluasi ekonomi pada program kesehatan ?
2. Bagaimana  cost effectiveness analysis (CEA) itu ?
3. Bagaimana  cost benefit analysis (CBA) itu ?
4. apa saja langkah-langkah analisis biaya manfaat ?

1.3 Tujuan Masalah
1. Dapat Mengetahui Bagaimana Evluasi Ekonomi Pada Program Kesehatan
2. Dapat Mengetahui Cost Effectiveness Analysis (CEA)
3. Dapat Mengetahui Cost Benefit Analysis (CBA)
4. Dapat Mengetahui Langkah-Langkah Analisis Biaya Manfaat




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Evaluasi Ekonomi Pada Program Kesehatan
Banyaknya masalah yang dihadapi organisai baik dalam oragnisasi umum maupun organisasi kesehatan makin bertambah dan makin komplek baik dari permasalahan internal maupun eksternal, sedangkan dari pada itu sumber daya (resources) makin terbatas. Oleh karena itu diperlukannya proses pengambilan keputusan yang bersifat rasional dan empirik, sehingga dapat dijadikan standart normatif yang dapat digunakan sebagai bandingan antar program dan antar organisasi.
 Analisis ekonomi pada program-program kesehatan masyarakat secara umum diidentifikasi dengan menghitungnya terhadap nilai uang. Salah satu keterbatasan dalam analisis ekonomi adalah tidak diperhitungkannya nilai dari rasa sakit ataupun penderitaan yang dialami yang dinyatakan dalam uang. Dalam proses pengambilan keputusan hal tersebut termasuk yang dipertimbangkan tetapi dalam analisis ekonomi yang terfokus pada akuntansi biaya hal ini tidaklah dipertimbangkan. Evaluasi ekonomi pada program kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Evaluasi parsial.
Evaluasi parsial setidaknya mengandung salah satu komponen dari evaluasi secara penuh. Pada evaluasi ini terdiri dari analisis akuntansi biaya, biaya dari kesakitan yang terjadi dan penelitian identifikasi biaya. Penelitian tentang biaya kesakitan biasanya digunakan untuk menghitung beban biaya dari sakitnya, dimana hal ini akan berkaitan dengan keuntungan secara ekonomis biaya intervensi pencegahan tersebut dilakukan.
• Evaluasi intermediet
• Evaluasi secara penuh.
Pada evaluasi ini seluruh aspek biaya dan keuntungan dari intervensi yang terjadi diperhitungkan. Terdapat 2 metode yang sering digunakan untuk melakukan evaluasi ekonomi secara penuh pada intervensi kesehatan yang sudah dilaksanakan yaitu cost effectiveness analysis dan cost benefit analysis. Pada CEA, evaluasi yang dihasilkan akan menggunakan terminology biaya per unit dari perbaikan outcome kesehatan yang dicapai. Bila biaya netto dari suatu intervensi adalah negative maka intervensi tersebut dikatakan sebagai cost saving. Bila pada suatu keadaan dimana ratio cost effectiveness tidak bermakna, maka digunakanlah Cost Benefit Analysis ( CBA ), dimana outcome kesehatan yang dicapai akan dikonversikan ke dalam nilai uang. Metode ini jarang digunakan pada kesehatan karena ketidaksetujuan terhadap validitas dan kesesuaian dalam mengukur status kesehatan dan hidup.

2.2 Cost Effectiveness Analysis (CEA)
Cost Effectiveness Analysis adalah analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan ukuran non-moneter, dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Cost Effectiveness Analysis merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang paling baik jika terdapat beberapa program lain yang mempunyai tujuan yang sama. Cost Effectiveness Analysis merupakan cara memilih untuk menilai program yang terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Dalam menganalisa biaya suatu penyakit, analisa cost effectiveness mendasarkan pada perbandingan dari biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bias dicegah. Dalam menganalisa biaya suatu penyakit, analisis cost effectiveness mendasarkan pada perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bsa dicegah (Quade, 1979). Misalnya, Program A dengan biaya US $ 25.000 dapat menyelamatkan 100 orang penderita. Sehingga unit costnya atau CE rationya US $ 250/life. Sedangkan dengan biaya yang sama, program B hanya dapat menyelamatkan 15 orang penderita, berarti unit cost/CE rationya mencapai $ 1.677/life. Dalam hal ini jelas program A yang akan dipilih karma lebih effektif dari pada program B. Maka dapat disimpilkan bahwa Cost Effectivenes Analysis (CEA) merupakan :
a. Teknik yg digunakan utk menilai alternatif prog. mana yg paling tepat& murah dlm menghasilkan output tertentu
b. Cara/metode : membandingkan “output yg berhasil” (objective) dari masing-masing alternatif prog dng biaya (cost) dari alternatif prog tsb.
c. Penekanan ada pada objective (keberhasilan tujuan program) & biaya yg termurah
d. Alat bantu saat perencanaan & evaluasi
e. Pilih alternatif program yang paling murah dan efektif dengan ratio cost dan objective yang terkecil
CEA merupakan suatu metode yang didesain untuk membandingkan antara outcome kesehatan dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut atau intervensi dengan alternatif lain yang menghasilkan outcome yang sama. Outcome kesehatan diekspresikan dalam terminologi yang obyektif dan terukur seperti jumlah kasus yang diobati, penurunan tekanan darah yang dinyatakan dalam mmHg, dan lain-lain dan bukan dalam terminologi moneter. Dalam evaluasi ekonomi pengertian efektivitas berbeda dengan penghematan biaya, dimana penghematan biaya mengacu pada persaingan alternatif program yang memberikan biaya yang lebih murah, sedangkan efektivitas biaya tidak semata-mata mempertimbangkan aspek biaya yang lebih rendah. Dalam mempertimbangkan pilihan suatu produk ataupun jenis pelayanan kesehatan yang akan dipilih tetap harus mempertimbangkan efektivitas biaya bila: CEA membantu memberikan alternatif yang optimal yang tidak selalu berarti biayanya lebih murah. CEA membantu mengidentifikasi dan mempromosikan terapi pengobatan yang paling efisien  CEA sangat berguna bila membandingkan alternatif program atau alternatif intervensi dimana aspek yang berbeda tidak hanya program atau intervensinya tetapi juga outcome klinisnya ataupun terapinya. Dengan melakukan perhitungan terhadap ukuran2 efisiensi ( cost effectiveness ratio ), alternatif dengan perbedaan biaya, rate efikasi yang berbeda dan rate keamanan maka perbandingan akan dilakukan secara berimbang.  Outcome kesehatan yang digunakan sebagai denominator pada cost effectiveness ratio dapat dinyatakan dalam satuan unit seperti jumlah tahun yang berhasil diselamatkan atau indeks dari kegunaan atau kebutuhan seperti QALYs. Banyak orang menggunakan QALYs sebagai denominator outcome CUA, tetapi saat ini banyak ahli telah merekomendasikan pada CEA sedapat mungkin menggunakan QALYs.

2.3 Cost Benefit Analysis (CBA)
Pada penelitian CBA, alternatif yang dipilih tidak mempunyai outcome yang sama. Baik outcome maupun biaya yang terjadi dihitung dan diukur dengan menggunakan satuan uang. Cost Benefit Ratio dihitung dengan membedakan alternatif mana yang mempunyai keuntungan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan biaya yang terjadi. Penelitian CBA dilakukan bila sumber daya terbatas dan pilihan harus dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan. Kesulitan utama pada penelitian tipe ini adalah mengkonversikan outcome klinis dalam ukuran moneter.  Penelitian tipe ini lebih bermanfaat dalam analisis pelayanan kesehatan secara ekonomis dibandingkan kegunaannya dalam pengobatan kepada pasien.

2.3.1 Sejarah dan Pemanfaatannya
Analisis biaya manfaat merupakan bagian dari analisis ekonomi kesejahteraan modern, dibangun oleh Hicks (1943) dan Kaldor (1939). Sebelumnya Pareto menyatakan kelayakan proyek dierima jika kesejahteraan sosial masyarakat meningkat (social improvement) dengan beberapa orang merasa baik (better off) dan tidak ada yang merasa dirugikan (worse off). Kondisi tersebut dikenal sebagai Pareto Improvement. Prinsip kompensasi Hicks-Kaldor mengemukakan gainer dapat mengkompensasi loser untuk mencapai pareto improvement potensial, karena tidak mungkin seseorang atau masyarakat akan kembali pada keadan semula setelah ada proyek (Hafidh, 2010).
Kebanyakan ekonom menyatakan bahwa suatu penilaian kurang lengkap bila usaha untuk melihat penggunaan sumber daya dan hasil yang didapatnya tidak dinyatakan dalam nilai uang. Analisis biaya manfaat (CBA) merupakan suatu alat yang paling penting untuk membantu pengambilan keputusan dalam menentukan pilihannya, atau lazimnya metode ini akan menjamin pengambilan keputusan untuk dapat melakukan allocative efficiency (Mooney, 1986). Sugiyono (2001) menyebutkan bahwa pemerintah mempunyai banyak program yang harus dilaksanakan, sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas. Analisis ini dapat membantu pemerintah dalam memilih program – program yang memenuhi kriteria efisiensi dengan pertimbangan kesejahteraan masyarakat. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada analisis ini. Pertama praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam mengembangkan metode analisis, pengumpulan data dan membuat analisis serta rekomendasi. Kedua, pemegang kekuasaan eksekutif yang berwenang untuk membuat peraturan dan prosedur untuk melaksanakan keputusan publik.
Pada dasarnya CBA menawarkan perbandingan antara seluruh biaya dan manfaat dari suatu program yang dibiayai dari dana masyarakat. Biaya yang dikeluarkan termasuk juga rencana pengeluaran yang terlihat dalam anggaran. Sedangkan manfaat diperoleh jika kerugian dimasa datang dapat dicegah karena keberhasilan program tersebut. Manfaat dari program-program kesehatan tidak lain dari biaya yang bisa dicegah bila program tersebut berhasil, beberapa penulis menyarankan bahwa nilai manfaat mungkin saja diperoleh dengan menghitung biaya ekonomi dari suatu penyakit. Oleh karena efek atau dampak dari suatu program itu baru dapat terlihat setelah beberapa lama, maka nilai-nilai biaya dan manfaat program tersebut harus disesuaikan mengingat nilainya berubah menurut perjalanan waktu. Dalam hal ini digunakan cara discounting. Discounting adalah cara penyesuaian nilai atau uang dengan menghitung berapa nilai uang saat ini dikemudian hari dengan memperhitungkan bunga pada akhir setiap tahun. Untuk ini dipergunakan discount rate. Biaya discount rate disesuaikan dengan interest rate atau suku bunga yang berlaku dalam peminjaman uang.

2.4 Langkah – Langkah Analisis Biaya Manfaat
Lubis (2009) menjelaskan secara ringkas, langkah-langkah yang dilakukan dalam CBA adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi para pengambil keputusan

Langkah ini bertujuan untuk menetapkan siapa yang akan dilibatkan dalam proses CBA, terutama untuk memberikan penilaian terhadap dampak suatu program atau alternativ kebijaksanaan secara menyeluruh.
b. Identifikasi alternatif
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas alternative-alternatif apa yang tersedia dihadapan pengambilan keputusan, sehingga dapat dibandingkan baik biaya maupun manfat dari masing-masing alternatif tersebut.
c. Identifikasi biaya
Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin akan terjadi. Biaya suatu program mencakup biaya itu sendiri dan dampak yang tidak diharapkan (dis-benefit, maupun “benefit yang hilang” oleh karena sumber daya tidak dialokasikan kepada alternative lain (opportunity cost). Terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang melekat pada kegiatan dan operasional desa siaga aktif dan poskesdes, seperti pembentukan, pendirian Poskesdes dan penyediaan alat kesehatan dan pelatihan bidan desa. Sedangkan biaya tidak langsung meliputi biaya rapat berkala yang diselenggarakan oleh pengurus desa siaga. Jadi biaya total kegiatan tersebut bertindak sebagai pengukur untuk manfaat yang didapatkan. Dalam suatu perhitungan manfaat-biaya, perbandingannya adalah antara pengeluaran tambahan yang ditujukan untuk pelayanan kesehatan dan antisipasi penurunan dari biaya – biaya yang ada.
d. Identifikasi manfaat
Manfaat juga terdiri atas manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung adalah manfaat yang dapat dirasakan masyarakat secara langsung setelah program desa siaga aktif berjalan, misalnya menurunnya angka kesakitan dan pengurangan biaya operasional. Sedangkan manfaat tidak langsung adalah manfaat yang dirasakan masyarakat dalam jangka panjang (5-10 tahun) setelah program ini dijalankan, misalnya peningkatan pendapatan dan produktifitas, karena hari sehatnya lebih banyak. Untuk menghitung biaya langsung atau manfaat langsung suatu program, biasanya tidak begitu sulit.


e. Transformasi dampak kedalam nilai moneter
Semua biaya dan manfaat selanjutnya ditransformasi kedalam bentuk uang. Dalam hal ini diperlukan data – data pendukung, seperti harga satuan perobatan dan UMR, sehingga nilai moneternya dapat diestimasi.
f. Discounting
Oleh karena efek (dampak) suatu program biasanya berlangsung lama, maka nilai-nilai biaya dan manfaat tadi harus disesuaikan. Oleh karena nilainya memang berubah menurut perjalanan waktu. Hal ini dilakukan dengan tindakan discounting, yakni dengan menggunakan discount rate yang sesuai. Dalam hal ini mengacu pada tingkat inflasi Mei 2012, berkisar 12 % - 15 % (Waspada, 2012).
g. Penafsiran hasil cost benefit analysis
Hasil perhitungan biaya dan manfaat selanjutnya ditafsirkan dengan melakukan perhitungan lebih lanjut. Ada dua cara yang lazim dipakai, yakni menghitung rasio manfaat biaya (benefit cost ratio) dan menghitung manfaat bersih (net benefit) program bersangkutan dengan menghitung Net Persent Value ( NPV ) atau menghitung Internal Rate of Return (IRR ).
















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis ekonomi pada program-program kesehatan masyarakat secara umum diidentifikasi dengan menghitungnya terhadap nilai uang. Salah satu keterbatasan dalam analisis ekonomi adalah tidak diperhitungkannya nilai dari rasa sakit ataupun penderitaan yang dialami yang dinyatakan dalam uang. Dalam proses pengambilan keputusan hal tersebut termasuk yang dipertimbangkan tetapi dalam analisis ekonomi yang terfokus pada akuntansi biaya hal ini tidaklah dipertimbangkan.
Cost Effectiveness Analysis adalah analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan ukuran non-moneter, dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Cost Effectiveness Analysis merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang paling baik jika terdapat beberapa program lain yang mempunyai tujuan yang sama. Penelitian CBA dilakukan bila sumber daya terbatas dan pilihan harus dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan. Kesulitan utama pada penelitian tipe ini adalah mengkonversikan outcome klinis dalam ukuran moneter.  Penelitian tipe ini lebih bermanfaat dalam analisis pelayanan kesehatan secara ekonomis dibandingkan kegunaannya dalam pengobatan kepada pasien.

3.2 Saran
            Kiranya makalah ini bisa berguna bagi kita semua yang membacanya, khususnya kita bagi mahasiswa dalam menunjang proses belajar mengajar untuk lebih memahami lagi analisis ekonomi dari program-program kesehatan. Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, kiranya pembaca dapat memberikan kritikan atau masukan yang membangun.





DAFTAR PUSTAKA

Tjiptoherijanto, soesetyo, 2008. Ekonomi Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar