BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penggunaan ilmu ekonomi untuk kuantifikasi sumber daya yang dipergunakan
agar dapat menyediakan pelayanan kesehatan, alokasi dan efisiensi penggunaan
sumberdaya tersebut adalah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan serta
kuantifikasi dampak upaya preventif, kuratif
dan rehabilitatif terhadap
produktivitas individu maupun produktivitas nasional. Sistem perekonomian
adalah suatu kumpulan lembaga dan kerangka kerja untuk mengorganisir dan
mengkoordinir kegiatan ekonomi dan membuat keputusan-keputusan ekonomi yang
pokok. Dalam bidang pelayanan jasa kesehatan, hal ini perlu dipelajari untuk
meningkatkan produktifitas dan penerimaan produk/jasa kesehatan kepada
masyarakat sebagai konsumennya. Teknik analisis memang berakar dari analisis
biaya manfaat, yang kemudian mengalami perkembangan hingga dewasa ini. Dari
perkembangan sejarah tercatat bahwa pertama kali teknis analisis biaya-biaya
ini digunakan oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat. Teknik ini dengan cepat
kemudian memasuki berbagai sector, termasuk diantaranya sector ekonomi.Teknik
analisa biaya manfaat (ABM atau CBA) dengan mudah menjadi terkenal karena
hasilnya memungkinkan pengambilan keputusan mempunyai gambaran yang lengkap
dari sisi pengorbanan dan hasilnya.
Salah
satu sumber daya yang cukup penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
adalah biaya. Efektivitas biaya tidak sekedar menjadi perhatian bidang
keekonomian, karena meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan
merupakan masalah moral. Alokasi sumber daya yang tidak efektif menghasilkan
manfaat yang lebih sedikit daripada yang mungkin terjadi dengan alokasi yang
berbeda. Ilmu ekonomi merupakan suatu studi mengenai kelengkapan dan pilihan .
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana evaluasi ekonomi pada
program kesehatan ?
2. Bagaimana cost effectiveness analysis (CEA) itu ?
3. Bagaimana cost benefit analysis (CBA) itu ?
4. apa saja langkah-langkah analisis biaya
manfaat ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Dapat Mengetahui Bagaimana Evluasi Ekonomi
Pada Program Kesehatan
2. Dapat Mengetahui Cost Effectiveness
Analysis (CEA)
3. Dapat Mengetahui Cost Benefit Analysis
(CBA)
4. Dapat Mengetahui Langkah-Langkah Analisis
Biaya Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Evaluasi Ekonomi Pada Program
Kesehatan
Banyaknya
masalah yang dihadapi organisai baik dalam oragnisasi umum maupun organisasi
kesehatan makin bertambah dan makin komplek baik dari permasalahan internal
maupun eksternal, sedangkan dari pada itu sumber daya (resources) makin
terbatas. Oleh karena itu diperlukannya proses pengambilan keputusan yang
bersifat rasional dan empirik, sehingga dapat dijadikan standart normatif yang
dapat digunakan sebagai bandingan antar program dan antar organisasi.
Analisis ekonomi pada program-program
kesehatan masyarakat secara umum diidentifikasi dengan menghitungnya terhadap
nilai uang. Salah satu keterbatasan dalam analisis ekonomi adalah tidak
diperhitungkannya nilai dari rasa sakit ataupun penderitaan yang dialami yang
dinyatakan dalam uang. Dalam proses pengambilan keputusan hal tersebut termasuk
yang dipertimbangkan tetapi dalam analisis ekonomi yang terfokus pada akuntansi
biaya hal ini tidaklah dipertimbangkan. Evaluasi ekonomi pada program kesehatan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• Evaluasi parsial.
Evaluasi
parsial setidaknya mengandung salah satu komponen dari evaluasi secara penuh.
Pada evaluasi ini terdiri dari analisis akuntansi biaya, biaya dari kesakitan yang
terjadi dan penelitian identifikasi biaya. Penelitian tentang biaya kesakitan
biasanya digunakan untuk menghitung beban biaya dari sakitnya, dimana hal ini
akan berkaitan dengan keuntungan secara ekonomis biaya intervensi pencegahan
tersebut dilakukan.
• Evaluasi intermediet
• Evaluasi secara penuh.
Pada
evaluasi ini seluruh aspek biaya dan keuntungan dari intervensi yang terjadi
diperhitungkan. Terdapat 2 metode yang sering digunakan untuk melakukan
evaluasi ekonomi secara penuh pada intervensi kesehatan yang sudah dilaksanakan
yaitu cost effectiveness analysis dan cost benefit analysis. Pada CEA, evaluasi
yang dihasilkan akan menggunakan terminology biaya per unit dari perbaikan
outcome kesehatan yang dicapai. Bila biaya netto dari suatu intervensi adalah
negative maka intervensi tersebut dikatakan sebagai cost saving. Bila pada
suatu keadaan dimana ratio cost effectiveness tidak bermakna, maka digunakanlah
Cost Benefit Analysis ( CBA ), dimana outcome kesehatan yang dicapai akan
dikonversikan ke dalam nilai uang. Metode ini jarang digunakan pada kesehatan
karena ketidaksetujuan terhadap validitas dan kesesuaian dalam mengukur status
kesehatan dan hidup.
2.2 Cost Effectiveness Analysis (CEA)
Cost Effectiveness Analysis adalah
analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan ukuran non-moneter,
dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Cost Effectiveness
Analysis merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang
paling baik jika terdapat beberapa program lain yang mempunyai tujuan yang
sama. Cost Effectiveness Analysis merupakan cara memilih untuk menilai program
yang terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama
tersedia untuk dipilih. Dalam menganalisa biaya suatu penyakit, analisa cost effectiveness
mendasarkan pada perbandingan dari biaya suatu program pemberantasan tertentu
dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus
yang bias dicegah. Dalam menganalisa biaya suatu penyakit, analisis cost
effectiveness mendasarkan pada perbandingan antara biaya suatu program
pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan
dari kematian dan kasus yang bsa dicegah (Quade, 1979). Misalnya, Program A
dengan biaya US $ 25.000 dapat menyelamatkan 100 orang penderita. Sehingga unit
costnya atau CE rationya US $ 250/life. Sedangkan dengan biaya yang sama,
program B hanya dapat menyelamatkan 15 orang penderita, berarti unit cost/CE
rationya mencapai $ 1.677/life. Dalam hal ini jelas program A yang akan dipilih
karma lebih effektif dari pada program B. Maka dapat disimpilkan bahwa Cost
Effectivenes Analysis (CEA) merupakan :
a.
Teknik yg digunakan utk menilai alternatif prog. mana yg paling tepat&
murah dlm menghasilkan output tertentu
b.
Cara/metode : membandingkan “output yg berhasil” (objective) dari masing-masing
alternatif prog dng biaya (cost) dari alternatif prog tsb.
c.
Penekanan ada pada objective (keberhasilan tujuan program) & biaya yg termurah
d.
Alat bantu saat perencanaan & evaluasi
e. Pilih
alternatif program yang paling murah dan efektif dengan ratio cost dan
objective yang terkecil
CEA
merupakan suatu metode yang didesain untuk membandingkan antara outcome
kesehatan dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut atau
intervensi dengan alternatif lain yang menghasilkan outcome yang sama. Outcome
kesehatan diekspresikan dalam terminologi yang obyektif dan terukur seperti
jumlah kasus yang diobati, penurunan tekanan darah yang dinyatakan dalam mmHg,
dan lain-lain dan bukan dalam terminologi moneter. Dalam evaluasi ekonomi
pengertian efektivitas berbeda dengan penghematan biaya, dimana penghematan
biaya mengacu pada persaingan alternatif program yang memberikan biaya yang
lebih murah, sedangkan efektivitas biaya tidak semata-mata mempertimbangkan
aspek biaya yang lebih rendah. Dalam mempertimbangkan pilihan suatu produk
ataupun jenis pelayanan kesehatan yang akan dipilih tetap harus mempertimbangkan
efektivitas biaya bila: CEA membantu memberikan alternatif yang optimal yang
tidak selalu berarti biayanya lebih murah. CEA membantu mengidentifikasi dan
mempromosikan terapi pengobatan yang paling efisien CEA sangat berguna bila
membandingkan alternatif program atau alternatif intervensi dimana aspek yang
berbeda tidak hanya program atau intervensinya tetapi juga outcome klinisnya
ataupun terapinya. Dengan melakukan perhitungan terhadap ukuran2 efisiensi ( cost effectiveness ratio ),
alternatif dengan perbedaan biaya, rate efikasi yang berbeda dan rate keamanan
maka perbandingan akan dilakukan secara berimbang. Outcome kesehatan yang digunakan sebagai
denominator pada cost effectiveness ratio dapat dinyatakan dalam satuan unit
seperti jumlah tahun yang berhasil diselamatkan atau indeks dari kegunaan atau
kebutuhan seperti QALYs. Banyak orang menggunakan QALYs sebagai denominator
outcome CUA, tetapi saat ini banyak ahli telah merekomendasikan pada CEA
sedapat mungkin menggunakan QALYs.
2.3 Cost Benefit
Analysis (CBA)
Pada
penelitian CBA, alternatif yang dipilih tidak mempunyai outcome yang sama. Baik
outcome maupun biaya yang terjadi dihitung dan diukur dengan menggunakan satuan
uang. Cost Benefit Ratio dihitung dengan membedakan alternatif mana yang
mempunyai keuntungan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
terjadi. Penelitian CBA dilakukan bila sumber daya terbatas dan pilihan harus
dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan. Kesulitan
utama pada penelitian tipe ini adalah mengkonversikan outcome klinis dalam
ukuran moneter. Penelitian tipe ini
lebih bermanfaat dalam analisis pelayanan kesehatan secara ekonomis
dibandingkan kegunaannya dalam pengobatan kepada pasien.
2.3.1 Sejarah dan Pemanfaatannya
Analisis
biaya manfaat merupakan bagian dari analisis ekonomi kesejahteraan modern,
dibangun oleh Hicks (1943) dan Kaldor (1939). Sebelumnya Pareto menyatakan
kelayakan proyek dierima jika kesejahteraan sosial masyarakat meningkat (social improvement) dengan beberapa
orang merasa baik (better off) dan
tidak ada yang merasa dirugikan (worse
off). Kondisi tersebut dikenal sebagai Pareto Improvement. Prinsip kompensasi Hicks-Kaldor mengemukakan
gainer dapat mengkompensasi loser untuk mencapai pareto improvement potensial, karena
tidak mungkin seseorang atau masyarakat akan kembali pada keadan semula setelah
ada proyek (Hafidh, 2010).
Kebanyakan ekonom
menyatakan bahwa suatu penilaian kurang lengkap bila usaha untuk melihat
penggunaan sumber daya dan hasil yang didapatnya tidak dinyatakan dalam nilai
uang. Analisis biaya manfaat (CBA)
merupakan suatu alat yang paling penting untuk membantu pengambilan keputusan
dalam menentukan pilihannya, atau lazimnya metode ini akan menjamin pengambilan
keputusan untuk dapat melakukan allocative
efficiency (Mooney, 1986). Sugiyono (2001) menyebutkan bahwa pemerintah
mempunyai banyak program yang harus dilaksanakan, sedangkan biaya yang tersedia
sangat terbatas. Analisis ini dapat membantu pemerintah dalam memilih program –
program yang memenuhi kriteria efisiensi dengan pertimbangan kesejahteraan
masyarakat. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada analisis ini. Pertama
praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam mengembangkan metode analisis,
pengumpulan data dan membuat analisis serta rekomendasi. Kedua, pemegang
kekuasaan eksekutif yang berwenang untuk membuat peraturan dan prosedur untuk
melaksanakan keputusan publik.
Pada
dasarnya CBA menawarkan perbandingan
antara seluruh biaya dan manfaat dari suatu program yang dibiayai dari dana
masyarakat. Biaya yang dikeluarkan termasuk juga rencana pengeluaran yang
terlihat dalam anggaran. Sedangkan manfaat diperoleh jika kerugian dimasa
datang dapat dicegah karena keberhasilan program tersebut. Manfaat dari
program-program kesehatan tidak lain dari biaya yang bisa dicegah bila program
tersebut berhasil, beberapa penulis menyarankan bahwa nilai manfaat mungkin
saja diperoleh dengan menghitung biaya ekonomi dari suatu penyakit. Oleh karena
efek atau dampak dari suatu program itu baru dapat terlihat setelah beberapa
lama, maka nilai-nilai biaya dan manfaat program tersebut harus disesuaikan
mengingat nilainya berubah menurut perjalanan waktu. Dalam hal ini digunakan cara
discounting. Discounting adalah
cara penyesuaian nilai atau uang dengan menghitung berapa nilai uang saat ini
dikemudian hari dengan memperhitungkan bunga pada akhir setiap tahun. Untuk ini
dipergunakan discount rate.
Biaya discount rate disesuaikan
dengan interest rate atau suku
bunga yang berlaku dalam peminjaman uang.
2.4 Langkah – Langkah Analisis Biaya Manfaat
Lubis (2009) menjelaskan secara ringkas, langkah-langkah yang
dilakukan dalam CBA adalah
sebagai berikut :
a. Identifikasi para pengambil keputusan
Langkah
ini bertujuan untuk menetapkan siapa yang akan dilibatkan dalam proses CBA, terutama untuk memberikan
penilaian terhadap dampak suatu program atau alternativ kebijaksanaan secara
menyeluruh.
b. Identifikasi alternatif
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui
secara jelas alternative-alternatif apa yang tersedia dihadapan pengambilan
keputusan, sehingga dapat dibandingkan baik biaya maupun manfat dari
masing-masing alternatif tersebut.
c. Identifikasi biaya
Biaya
(cost) adalah pengorbanan
sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin
akan terjadi. Biaya suatu program mencakup biaya itu sendiri dan dampak yang
tidak diharapkan (dis-benefit, maupun “benefit yang hilang” oleh karena sumber daya
tidak dialokasikan kepada alternative lain (opportunity cost). Terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak
langsung. Biaya langsung adalah biaya yang melekat pada kegiatan dan
operasional desa siaga aktif dan poskesdes, seperti pembentukan, pendirian Poskesdes
dan penyediaan alat kesehatan dan pelatihan bidan desa. Sedangkan biaya tidak
langsung meliputi biaya rapat berkala yang diselenggarakan oleh pengurus desa
siaga. Jadi biaya total kegiatan tersebut bertindak sebagai pengukur untuk
manfaat yang didapatkan. Dalam suatu perhitungan manfaat-biaya, perbandingannya
adalah antara pengeluaran tambahan yang ditujukan untuk pelayanan kesehatan dan
antisipasi penurunan dari biaya – biaya yang ada.
d. Identifikasi manfaat
Manfaat
juga terdiri atas manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung adalah
manfaat yang dapat dirasakan masyarakat secara langsung setelah program desa
siaga aktif berjalan, misalnya menurunnya angka kesakitan dan pengurangan biaya
operasional. Sedangkan manfaat tidak langsung adalah manfaat yang dirasakan
masyarakat dalam jangka panjang (5-10 tahun) setelah program ini dijalankan,
misalnya peningkatan pendapatan dan produktifitas, karena hari sehatnya lebih
banyak. Untuk menghitung biaya langsung atau manfaat langsung suatu program,
biasanya tidak begitu sulit.
e. Transformasi dampak kedalam nilai moneter
Semua biaya dan manfaat selanjutnya
ditransformasi kedalam bentuk uang. Dalam hal ini diperlukan data – data
pendukung, seperti harga satuan perobatan dan UMR, sehingga nilai moneternya
dapat diestimasi.
f. Discounting
Oleh
karena efek (dampak) suatu program biasanya berlangsung lama, maka nilai-nilai
biaya dan manfaat tadi harus disesuaikan. Oleh karena nilainya memang berubah
menurut perjalanan waktu. Hal ini dilakukan dengan tindakan discounting, yakni dengan menggunakan
discount rate yang sesuai.
Dalam hal ini mengacu pada tingkat inflasi Mei 2012, berkisar 12 % - 15 %
(Waspada, 2012).
g. Penafsiran hasil cost
benefit analysis
Hasil
perhitungan biaya dan manfaat selanjutnya ditafsirkan dengan melakukan
perhitungan lebih lanjut. Ada dua cara yang lazim dipakai, yakni menghitung
rasio manfaat biaya (benefit cost
ratio) dan menghitung manfaat bersih (net benefit) program bersangkutan dengan menghitung Net Persent Value ( NPV ) atau menghitung Internal Rate of Return (IRR ).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis
ekonomi pada program-program kesehatan masyarakat secara umum diidentifikasi
dengan menghitungnya terhadap nilai uang. Salah satu keterbatasan dalam
analisis ekonomi adalah tidak diperhitungkannya nilai dari rasa sakit ataupun
penderitaan yang dialami yang dinyatakan dalam uang. Dalam proses pengambilan
keputusan hal tersebut termasuk yang dipertimbangkan tetapi dalam analisis
ekonomi yang terfokus pada akuntansi biaya hal ini tidaklah dipertimbangkan.
Cost Effectiveness Analysis
adalah analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan ukuran
non-moneter, dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Cost
Effectiveness Analysis merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai
program yang paling baik jika terdapat beberapa program lain yang mempunyai
tujuan yang sama. Penelitian CBA dilakukan bila sumber daya terbatas dan
pilihan harus dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan.
Kesulitan utama pada penelitian tipe ini adalah mengkonversikan outcome klinis
dalam ukuran moneter. Penelitian tipe ini
lebih bermanfaat dalam analisis pelayanan kesehatan secara ekonomis
dibandingkan kegunaannya dalam pengobatan kepada pasien.
3.2 Saran
Kiranya
makalah ini bisa berguna bagi kita semua yang membacanya, khususnya kita bagi
mahasiswa dalam menunjang proses belajar mengajar untuk lebih memahami lagi
analisis ekonomi dari program-program kesehatan. Dalam makalah ini masih banyak
kekurangan, kiranya pembaca dapat memberikan kritikan atau masukan yang
membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto,
soesetyo, 2008. Ekonomi Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar