Selasa, 22 November 2016

tugas SIK puskesmas Paniki Baru



TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN S S-05 TA. 2016-2017
BM ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

Dosen Pengajar :
1.      Rutler Masalamate, SKM, M.Kes
2.      Dr. Chreisye K.F. Mandagi, MPH
3.      Dr. Ronny Budiman, MKM

SISTEM INFORMASI KESEHATAN PUSKESMAS




Nama-nama Kelompok 10:
1.      Novia Kimbal              13111101286
2.      Rindy Rumimpunu     14111101095
3.      Olivia Yama                14111101099
4.      Christania Muntiaha    14111101103
5.      Stefanus Kalalo           14111101314
6.      Meylita Kaseger          14111101421
7.      Jenifer Tangai              14111101


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Berkat-Nya Sehingga Makalah Ini Dapat Dibuat. Adapun Judul Makalah Ini Adalah Mengenai “Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas”. Pada Zaman Sekarang Puskesmas Berfungsi Sebagai Usaha Preventif (Pencegahan) Dan Operatif (Penanggulangan) Terhadap Upaya-Upaya Kesehatan Masyarakat. Semakin Banyak Puskesmas Yang Dibangun Maka Sangatlah Penting Jika Pihak Puskesmas Berfikiran Untuk Meningkatkan Mutu dari Puskesmas Tersebut. Dalam Makalah Ini Terdapat Beberapa Indikator-Indikator Yang Menjadi Bahan Acuan Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas. Sebagai Sampel Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Kelompok Kami Menganalisis Indikator-Indikator Apa Saja Yang Dipakai Oleh Puskesmas Paniki. 
Kritik Dan Saran Merupakan Suatu Cara Yang Tepat Dan Benar Dalam Membantu Peningkatan Kualitas Suatu Karya, Penyusun Mengharapkan Kritik Dan Saran Dari Pembaca. Kiranya Makalah Ini Dapat Bermanfaat Dan Memberi Wawasan Baru Kepada Pembaca. Selamat Membaca !

Manado, Oktober 2016

Kelompok 10






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... I
DAFTAR ISI......................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
        1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................ 1
        1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 2
        1.3 TUJUAN MASALAH............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
        2.1 SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN   BAGAIAMANA SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS PANIKI.................................. 3
        2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN PUSKESMAS .................................................. 4
        2.3 TUJUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFOMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS           12
        2.4 MANFAAT SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS............... 12
2.5 PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN SISTEM INFORMASI PUSKESMAS      13
2.6 SUMBER DATA SISTEM INFORMASI PUSKESMAS..................................... 14
2.7 PENGEMBANGAN INDIKATOR SISTEM INFORMASI PUSKESMAS....... 14
BAB II PENUTUP............................................................................................................... 16
        3.1 KESIMPULAN....................................................................................................... 16
        3.2 SARAN.................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya adalah memberikan pelayanan kepada pasien sebaik-baiknya itu secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.Maka dengan itu Puskesmas merupakan peran
yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasi
di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknis
operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. SIK yang selama ini telah dikembangkan, (meskipun masih terfragmentasi) secara Nasional tidak berfungsi, alur laporan dari pelayanan kesehatan ke jenjang administrasi kabupaten/kota hingga ke pusat banyak yang terhambat. SIK membantu dalam proses pengambilan keputusan untuk (a) pelaksanaan pelayanan kesehatan sehari-hari, (b) intervensi cepat dalam penanggulangan masalah kesehatan, dan (c) untuk mendukung manajemen kesehatan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat terutama dalam penyusunan rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. SIK yang baik adalah sistem informasi yang mampu menghasilkan data/informasi yang akurat dan tepat waktuSIK telah digunakan untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan sehari-hari yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit, terutama dalam penanganan pasien dan intervensi penanggulangan masalah kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas dan bagaiamana sistem informasi kesehatan di puskesmas paniki ?
2  Bagaimana Sejarah Perkembangan Puskesmas ?
3. Apa Tujuan Pengembangan Sistem Infomasi Kesehatan Di Puskesmas ?
4. Apa Manfaat Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas ?
5. Bagaimana Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas?
6.   Bagaimana Sumber Data Sistem Informasi Puskesmas?
7. Bagaimana Pengembangan Indikator Sistem Informasi Puskesmas?

1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas paniki
2. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Puskesmas
3. Untuk Mengetahui Apa Tujuan Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas
4. Untuk Mengetahui Apa Manfaat Sistem Informasi Di Puskesmas
5. Untuk Mengetahui  Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas
6. Untuk Mengetahui  Bagaimana Sumber Data Sistem Informasi Di Puskesmas
7. Untuk Mengetahui Pengembangan Indicator Sistem Informasi Di Puskesmas




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas
Proses pengolahan data kesehatan menjadi informasi yang nantinya akan digunakan untuk penyusunan program dan kegiatan.  Dalam upaya mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas yang berbasis Teknologi Informasi. Prototipe SIK yang dikembangkan mengacu kepada kebutuhan informasi untuk pengelolaan klien dan unit pelayanan di tingkat puskesmas, SP2TP, Indikator SPM dan Indikator Indonesia Sehat 2010. Dengan dikembangkannya Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas yang dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian maka pelayanan kesehatan yang diberikan dapat lebih fokus dan spesifik untuk suatu daerah. Hal ini akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari kerja puskesmas. Untuk itu perlu ditingkatkan kevalidan data yang terdapat pada masukan input dimana hasil yang diinginkan nantinya dapat terjamin kevalidannya sehingga keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan dapat tepat pada sasaran.

2.1.1 Sistem Informasi Kesehatan di puskesmas Paniki
Program-program unggulan yang dijalankan oleh Puskes Paniki adalah :
1.      Kesehatan ibu dan anak
2.      Keluarga berencana
3.      Peningkatan gizi
4.      Kesehatan lingkungan
5.      Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6.      Penyuluhan kesehatan
7.      Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas Paniki mengacu pada strategi pengembangan atau indikator-indikator pelaksanaan pelayaan Puskesmas yang secara luas memberikan wadah untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-masing yang tujuannya adalah peningkatan mutu layanan secara komprehensif di bidang promotif, preventif, kuratif. Alur pelayanan kesehatan yang di terapkan Puskesmas Paniki yaitu mulai dari pelayanan utama di loket pendaftaran, kemudian pasien diarahakan sesuai dengan keluhan mereka masing-masing terhadap penyakit kemudian menuju ke bagian-bagian pelayanan kesehatan yang telah disediakan Puskesmas. Baik itu pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan masalah kesehatan gizi, pelayanan keluarga berencana dan sebagainya. Dengan pembagian pelayanan kesehatan ini, akan mempermudah para pelaksana layanan kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Kasus penyakit-penyakit yang sering di dapati oleh puskesmas Paniki ialah sebagai berikut:
1. Influenza
2. Batuk
3. Hypertension atau tekanan darah tinggi.
Sstem pelaporan Puskesmas Paniki masih menggunakan system manual yaitu masih menggunakan pencatatan di buku terhadap berbagai kegiatan puskesmas dan penyakit-penyakit yang di dapati kemudian melaporkan hasil Informasi Kesehatan ke Dinas Kesehatan setiap bulan.

2.2 Sejarah Puskesmas
2.2.1 Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat . Indikator Kecamatan Sehat:
1) lingkungan sehat,
2) perilaku sehat,
3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Sementara misi puskesmas adalah sebagai berikut :
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

2.2.3 Sejarah Perkembangan Puskesmas
Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari didirikannya berbagai institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya-upaya kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Pada pertemuan Bandung Plan (1951) dr.J.Leimena mencetuskan pemikiran mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya tersebut dibawah satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien.Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Konsep pelayanan yang terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan
kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari
Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak
tahun 1969/1970.Penggunaan istilah puskesmas pertama kali dimuat pada Master
Plan of Operation for Strenghtening National Health Service in Indonesia Tahun
1969. Dalam dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri atas 3 tipe puskemas
(tipe A, tipe B, tipe C). Kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional ke III
tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6 kegiatan pokok.
Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan kegiatan pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan pemerintah serta keinginan program ditingkat pusat, sehingga kegiatan berkembang menjadi 18 kegiatan pokok,bahkan DKI Jakarta mengembangkan menjadi 21 kegiatan pokok.Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam suatu organiisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4 macam :
1. Puskesmas tingkat Desa
2. Puskesmas tingkat Kecamatan
3. Puskesmas tingkat Kawedanan
4. Puskesmas tingkat Kabupaten
Pada rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori
1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh
2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh
3. Puskesmas tipe C dipimpin oles paramedik

2.2.4. Fungsi Puskesmas
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai fasilits pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai 3 (tiga) fungsi sebagai berikut :
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatn agar dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap pembangunan yang dilaksanakan seyogyanya yang mendatangkan dampak positif terhadap kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuyan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar, tanpa atau dengan bantuan pihak.
3. Upaya Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan puskesmas bersifat holistic, komprehensif/menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan medik.Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient service). Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara bermutu,terjangkau, adil dan merata.Upaya pelayanan
yang diselenggarakan meliputi :
· Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di wilayah kerja puskesmas.
· Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya, melalui upaya rawat jalan dan rujukan. Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat dipertimbangkan puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.

2.2.5. Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah kerja adalah batasan wilayah kerja puskesmas dalam
melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan keadaan geografis, demografi,sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, keadaan sumberdaya, beban kerja puskesmas dan lain-lain. Selain itu juga harus memperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam wilayah Kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah Kecamatan, meningkatkan sinergisme kegiatan, dan meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu wilayah Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah satu Puskesmas sebagai Koordinator pembangunan kesehatan di Kecamatan. Sesuai dengan luas wilayah, keadaan geografis, sulitnya sarana transportasi dan kepadatan penduduk, dalam upaya untuk memperluas jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, Puskesmas ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana dalam bentuk :
1. Puskesmas Pembantu adalah Unit Pelayanan Kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Tugas pokok adalah menyelenggarakan sebagian program kegiatan puskesmas sesuai dengan kompetensi tenaga dan sumberdaya lain yang tersedia.
2. Puskesmas Keliling adalah merupakan tim pelayanan kesehatan
puskesmas keliling, terdiri dari : tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor/perahu bermotor, peralatan kesehatan, peralatan komunikasi yang berasal dari Puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan program kegiatan puskesmas dalam wilayah kerja.yang belum terjangkau atau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.
3. Disamping institusi tersebut di atas, ada Bidan di Desa yang mempunyai
peran spesifik.Bidan di Desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas, mempunyai wilayah kerja satu-dua desa dan bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.Tugas pokok umum adalah memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, sedangkan secara khusus bertanggung jawab terhadap program kesehatan ibu dan anak termasuk Keluarga Berencana. Dalam keadaan tertentu misalkan letak puskesmas jauh dari rumah sakit, sulitnya keadaan medan puskesmas menuju rumah sakit, sulitnnya sarana transportasi menuju rumah sakit, daerah rawan kecelakaan/rawan bencana lain- lain, maka puskesmas dapat diberi tambahan ruangan untuk rawat inap sementara dan fasilitas tindakan operasi terbatas. Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas dengan tambahan ruangan dan fasilitas tempat perawatan untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas atau perawatan sementara.Fungsinya sebagai “Pusat Rujukan Antara” yang melayani penderita gawat darurat sebelum dapat dirujuk ke rumah sakit.

2.2.6 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas untuk menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas. Pola organisasi puskesmas sebagai berikut :
1. Kepala
2. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan
yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota).
3. Unit tata usaha
Unit fungsional Alternatif lain yang dapat dipertimbangkan satuan organisasi
dalam unit tata usaha, sebagai berikut :
1. Unit Perencanaan
2. Unit Keuangan
3. Unit Perlengkapan
4. Unit Umum
2.2.6.1 Tugas Pokok
1. Kepala Puskesmas :
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
7. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja
dan dana sehat.
8. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

2.2.7. Sistem Rujukan
1.Pengertian
Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 1972 tentang Sistem Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
2. Jenis Rujukan
Rujukan secara konseptual terdiri atas :
a) Rujukan Medik yang pada dasarnya menyangkut masalah
pelayanan medik perorangan yang antara lain meliputi :
a) Rujukan kasus untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan operasi dan lain-lain.
b) Rujukan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lengkap.
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, alih pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
d) Rujukan Kesehatan Masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan masyarakat luas yang meliputi :
1) Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium kesehatan, teknologi kesehatan.
2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab dan asal usul penularan penyakit serta penanggulangannnya pada bencana alam dan gangguan kamtibmas.
3) Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan specimen jika terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk.
3.Jalur Rujukan Kesehatan
a). Rujukan Pelayanan Medis
1) Antara masyarakat dengan puskesmas
2) Antara Puskesmas Pembantu/Bidan di Desa dengan Puskesmas
3) Intern antara petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap
4) Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Labratorium atau fasilitas pelayanan lainnya.
b). Rujukan Pelayanan Kesehatan
1) Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2) Dari Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral maupun lintas sektoral.
3) Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih belum mampu menanggulangi, dapat diteruskan ke Provinsi/Pusat.

2.3 Tujuan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas
Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi yang terintegrasi di semua unit pelayanan Puskesmas sehingga dapat meningkatkan kecepatan proses pada pelayanan, mempermudah akses data, pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi lebih baik.Tujuan umum proyek Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas adalahmeningkatkan status kesehatan khususnya bagi masyarakat kurang mampu, dengan carameningkatkan cakupan pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan dan penggunaan fasilitaspelayanan.
Tujuan Khusus :
1) Membantu pemerintah dalam penyelenggaraan proses desentralisasi
2) Membantu pemerintah dalam pengelolaan dana tambahan bagi kesehatan
3) Membantu pemerintah dalam advocacy sector Kesehatan
4) Membantu provinsi dan kabupaten/kota untuk menyempurnakan sistem informasikesehatan yang ada untuk mendukung desentralisasi. Sistem yang baru akan terdiridari informasi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan, masyarakat dandata survailans epidemologi.

2.4 Manfaat Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas (SIK) Puskesmas
Manfaatnya adalah dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat melalui penerapan Sistem informasi Kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit pelayanan. Demikian pula dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat.( Prayekti : 2008)

2.4.4.1.GambaranSistem Informasi Kesehatan (SIK) PuskesmasSIK Puskesmas terdiri dari tujuh Sub Sistem yaitu :
1. Sub Sistem Kependudukan, yang berfungsi untuk mengelola data kependudukan terdiri dari family folder, pencatatan mutasi lahir, mutasi wafat dan mutasi pindah.
2. Sub Sistem Ketenagaan, yang berfungsi untuk mengelola data ketenagaan. Data yang diolah adalah data pribadi, anak, riwayat kepangkatan, riwayat jabatan, riwayat pendidikan, riwayat penjenjangan, riwayat latihan teknis/fungsional, data riwayat penghargaan serta data penugasan pegawai.
3. Sub Sistem Sarana dan Prasarana, yang berfungsi mengelola data sarana dan prasarana, seperti peralatan medis, kendaraan, gedung, tanah dan peralatan lainnya.
4. Sub Sistem keuangan, yang berfungsi untuk mengelola data keuangan secara garis besar saja yaitu mencakup besar pembiayaan menurut kegiatan dan sumber biaya.
5. Sub Sistem Pelayanan Kesehatan, yang berfungsi mengelola data
pelayanan kesehatan, terdiri dari pelayanan dalam gedung yaitu sub sistem rawat jalan yang meliputi pelayanan dasar (BP,GIGI, KIA,Imunisasi, Laboratorium) dan pelayanan puskesmas keliling, rawat inap, rekam medis dan manajemen obat. Pelayanan luar gedung meliputi sub sistem KIA dan GIZI, Kesling dan TTU, Pemberantasan Penyakit Menular, PKM, PSM, dan PERKESMAS.
6. Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk menyediakan laporan- laporan, meliputi laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4) dan laporan program.
7. Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan layanan penunjang sistem seperti: membuat backup dan restore data, data recovery, user list and right assignment, user shortcut, short message over network.

2.5 Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Sistem Informasi Puskesmas
            Kegiatan-kegiatan pokok Pusskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang. Usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas biaya/ anggaran yang tersedia. Oleh karena itu pemerintah dewasa ini menetapkan pokok-pokok usaha kesehatan puskesmas yang terdiri dari : Upaya kesehatan ibu dan anak, upaya keluarga berencana, upaya peningkatan gizi, upaya kesehatan lingkungaan, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya penyuluhan kesehatan, upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olah raga, upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya laboratorium kesehatan, upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.

2.6 Sumber Data Sistem Informasi Puskesmas
Sumber data adalah bukti nyata yang menggambarkan kondisi atau fakta yang sebenarnya di lapangan atau di masyarakat. Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian sehingga akan berguna untuk pengambilan keputusan. Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam cara, yaitu:  metode rutin dan  metode non-rutin.
Pengumpulan data secara rutin dilakukan untuk data yang berasal dari fasilitas kesehatan. Data ini dikumpulkan atas dasar catatan atau rekam medik pasien/klien baik yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun yang dilayani di luar gedung fasilitas pelayanan kesehatan. Pengumpulan data secara rutin umumnya dilakukan oleh petugas kesehatan. Akan tetapi pengumpulan data secara rutin juga dapat dilakukan oleh masyarakat (kader kesehatan). Bentuk lain dari pengumpulan data secara rutin adalah registrasi vital. Adapun pengumpulan data secara non-rutin umumnya dilakukan melalui survei, sensus, evaluasi cepat (kuantitatif atau kualitatif), dan studi-studi khusus/penelitian.

2.7 Pengembangan Indikator Sistem Informasi Puskesmas
Strategi pengembangan Puskesmas yang dilaksanakan, dimaksudkan untuk memberikan wadah bagi Puskesmas untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-masing yang tujuannya adalah peningkatan mutu layanan secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip strategi pengembangan Puskesmas.
Indikator kinerja puskesmas
1.      Kondisi bangunan Puskesmas
2.      Ketersediaan listrik 24 jam
3.      Alat kesehatan sesuai standar
4.      Kecukupan sarana komunikasi
5.      Pelaksanaan perencanaan
6.      Pelaksanaan Upaya Kesehatan Pilihan
7.      Pertemuan berkala lintas sektor
8.      Persentase Penduduk miskin ditangani
9.      Cakupan Desa siaga aktif
10.  Ketersediaan dan kecukupan air bersih
11.  Kecukupan tenaga kesehatan
12.  Ketersediaan obat sesuai standar
13.  Ketersediaan sarana Transportasi
14.  Kecukupan dana operasional
15.  Pelaksanaan upaya kesehatan wajib
16.  Rujukan medis dan kesmas
17.  Pelaksaan diskusi kasus(audit kasus)
18.  Presentase penduduk ditangani
19.  Presentase kemandirian posyandu





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan yang digunakan di puskesmas Paniki masih secara manual, belum komputerisasi. Sehingga lebih banyak memiliki kekurangan atau kendala dari pada kelebihannya. Kekurangan system informasi kesehatan di puskesmas Paniki:
- Sistem informasi kesehatan di puskesmas masih bersifat manual sehingga proses lambat dan rumit.
- Resiko kehilangan data-data pasien cukup besar.
- Pencatatan dan pelaporan informasi-informasi kesehatan yang dibutuhkan cenderung tidak lengkap.

3.2 SARAN
1. Menggunakan sistem informasi kesehatan yang berbasis komputer dan teknologi sehingga pengumpulan data lebih cepat dan data tidak hilang.
2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan para petugas kesehatan di Puskesmas Panikii tentang sistem informasi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan maupun pelatihan
3. Mengadakan pelatihan tentang penggunaan dan pemanfaatan sistem informasi berbasis komputerisasi
4. Hendaknya hal tersebut diiringi dengan membentuk staf khusus yang bertanggung jawab dan mengelola system informasi kesehatan di puskesmas ,diantaranya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan khusus dalam hal penanganan data dan komputerisasi




DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar